Minggu, 29 September 2013

"20 SUNNAH RASUL YANG SERING KITA ABAIKAN"


1. Mendahulukan kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat Melepasnya.

2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu' walaupun tidak sedang mengerjakan sholat.

3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak).

4. Shalat Istikharah

5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak Tangan Ketika Berwudhu'

6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke Kanan.

7. Mendahulukan Berbuka Puasa Dengan Makanan Ringan dan yang manis.

 Dianjurkan kalau ada dengan makan buah kurma.

8. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari Bencana atau musibah.

9. Tidak suka Begadang Dan Segera Tidur setelah Selesai Shalat Isya'

10. Mengikuti Bacaan Muadzin (adzan)

11. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan,
Bersegera Menunaikan Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan Shaf Pertama.

12. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu (dengan ucapan Assalamu'alaiku m)

13. Mengibaskan Seprei Saat Hendak Tidur (dengan maksud agar tempat tidur kita tidak kotor)

14. Meruqyah Diri Dan Keluarga

15. Berdoa Saat Memakai Pakaian Baru

16. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil (jika berpapasan atau bertemu)

17. Berwudhu' Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)

18. Membaca ‘Aamiin’ Dengan Suara Keras Saat Menjadi Makmum

19. Membaca dzikir Setelah Shalat

20. Membuat Pembatas (ada tenggang waktu) Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah

Semoga catatan singkat ini bisa bermanfaat bagi kita semua.



Ya Allah..
Jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya.
Kumpulkanlah kami beserta kedua orang tua kami bersama Rasulullah di surga.
Aamiin........

Doa minta mobil from Ustadz Yusuf Mansyur.



#mobil. 1. Ya Allah, makasih ya. Udah ngasih saya motor. Biar kata taon ’75 nih motor, alhamdulillaah dah ga bisa jalan…
#mobil 2. Liat tuh opening doanya… The winner… Bukan the looser. Yg begini yg Allah demen…
#mobil 3. Tapi ya kelewatan juga ya contohnya, he he. Masa iya taon ’75. Eh eh, tp bs jg. Motor tua, antique. Iya ga?
#mobil 4. Nih contoh yg normalnya…
#mobil 5. Ya Allah, makasih ya. Engkau udah ngasih saya motor tahun 95. Coba kalo tahun 85, repot ngerawatnya…
#mobil 6. Ya Allah, motor ini udah tua. Kasian. Udah ga bisa dipake nyalib. Saban nyalib, batuk2. Malah mogok. Bagus sih, jadi selamet.
#mobil 7. Tapi saya kasian sama ni motor. Pake helm, jaket, sepatu bagus, ga bisa. Kebanting sama motornya. Emang2 ga punya juga.
#mobil 8. Tapi apa adanya ini, saya seneng banget. Motor ini jadi saksi saya nyari duit yg halal. Jadi saksi kalo saya bawa juga ngaji.
#mobil 9. Alhamdulillah, biar ni motor tahun 95, ga pernah rewel. Paling2 mogok krn saya ga kebeli bensin. Tp saya ga malu.
#mobil 10. Asli saya ga malu. Coba kalo motornya Ducati. Kalo mogok, sbb bensin habis, kan berat dorongnya. Engkau TOP banget dah. Pas.
#mobil 11. Ya Allah, Emak saya makin tua. Makin ga bisa naik kereta. Makin ga bisa naik bus. Buat pulang kampung…
#mobil 12. Saya pengen dah beli mobil. Buat nyenengin emak. 2 bulanan lagi, bulan puasa. Habis itu lebaran. Emak insyaAllah pulkam.
#mobil 13. Masa iya, Emak saya gonceng pake motor ’95. Apalagi skrng saya udah nikah. Anak 5. Taro di mana coba?
#mobil 14. Kalo saya ga pantes punya mobil, beloman pantes dikasih mobil, liat aja Emak saya ya Allah. Saya pengen banget muliaan Emak.
#mobil 15. Engkau liat, selama ini saya ga pernah petantang petenteng, ga pernah sombong, dg motor ’95 saya.
#mobil 16. Ga pernah juga saya maksiat, dg izin-Mu, dg motor ini. Semoga kalo dah ada mobil, mau tetep kalem. Tujuan saya, Emak saya.
#mobil 17. Saya pengen Emak bs pulang kampung, dg mobil yg saya beli. Kalo bisa yg ada sunroofnya. Spy Emak bisa dadah2 pas masuk kampung.
#mobil 18. Tawanya Emak, adalah kesenangan saya… Spy Emak mau pipis, mau mampir makan, bisa berenti kapan aja. Kalo naik bus, ga bisa.
#mobil 19. Ya Allah, insyaAllah sy mo rajin dhuha,tahajjud. Yg lain ngumpulin duit u DP, saya mah ngumpulin poin dhuha&tahajjud aja.
#mobil 20. Lagian, ga ada jg duit yg bs saya tabung buat DP. Ya Allah… Kabulin doa ini, dan bikin saya pantes buat dikabulin doanya.
#mobil 21. Gini2 dah doanya. Silahkan coba kembangin. Sampe ketemu di http://www.yusufmansur.com, Jum’at, 25 Mei besok. Aamiin.
#mobil 22. Tunjukin foto begini ke Allah. Cetak,&bingkai. DreamPicture. Bawa ke sajadah. http://yfrog.com/odxp2cgj
#mobil 23. Kalo pas keujanan lg naik motor, cakep tuh. Jgn berenti. Tancep gas aja. InsyaAllah badah dah… Lepek…
#mobil 24. Badah = basah. Lepek = basah kuyup.
#mobil 25. Lagi hujan2an, di atas motor, doa dah… “Ya Allah, liat nih… Ga kasian apa… Hujan2an bgini… Kasih mobil yaaa… Pliiiis..”
#mobil 26. Yg lain, bengong di bawah kolong jembatan, bb-an, atau yg lain, sumpah serapah sbb hujan, kita anteng berdoa… Subhaanallaah…
#mobil 27. Saya dulu seneng hujan2an di motor. Kalo hujan dtg, bahagia… Saat berdoa…!!! Ucap batinku, bahagia…
#mobil 28. Rahasia terbesar karunia tambahan dari Allah… Syukur dulu, syukur lagi, syukur teruuuuuuusss….



Kebersihan

Jumat, 26 Juli 2013

Jangan tunggu lemparan batu.



Seorang mandor bangunan yg berada di lantait 5
ingin memanggil pekerjanya yg lagi bekerja dibawah…

Setelah sang mandor berkali-kali berteriak
memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar
karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.

Sang mandor terus berusaha agar si pekerja
mau menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 1.000-
yg jatuh tepat di sebelah si pekerja.
Si pekerja hanya memungut Rp 1.000 tsb dan melanjutkan pekerjaannya.

Sang mandor akhirnya melemparkan Rp
100.000 dan berharap si pekerja mau
menengadah “sebentar saja” ke atas.
Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan
karena menemukan Rp 100.000 dan kembali
asyik bekerja.

Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu
kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja.
Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau
menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor…

Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan
kita, Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi
kita selalu sibuk mengurusi “dunia” kita.

Kita diberi rejeki sedikit maupun banyak, sering
kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kepadaNYA

Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari
mana rejeki itu datang···
Bahkan kita selalu bilang ··· kita lagi “HOKI!”

Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur
dengan rejeki milik Allah.

Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan
“batu kecil” yg kita sebut musibah …! agar kita
mau menoleh kepada-NYA.

Sungguh Allah sangat mencintai kita, marilah kita
selalu ingat untuk menoleh kepada NYA sebelum
Allah melemparkan batu kecil.

Semoga Bermanfaat ..

Selasa, 09 Juli 2013

Sebuah Kisah Renungan Dari Broadcast BBM

Kisah Kedermawanan, Kisah Teladan | | August 25, 2012 21:36
#Sebuah Renungan Dari Seorang Teman (Broadcast BBM)#
Assalamu’alaykum sahabat-sahabat ku di mana pun kalian berada,
Marilah kita dengarkan cerita dari sahabatku yang lain.
Begini kisahnya …
Ada seorang sahabat bernama Hasan. Orangnya bersahaja. Ia punya “kebiasaan” yang menurut saya sangat langka.
Kalo beli sesuatu dari “pedagang kecil”, ia tidak mau menawar, bahkan seringkali jika ada uang kembalian, selalu  diberikan pada pedagangnya.Pernah suatu saat kami naik mobilnya, mampir di SPBU. Hasan berkata kepada Petugas SPBU: “Tolong diisi Rp 95ribu saja ya.”Sang Petugas merasa heran. Ia pun balik bertanya: “Kenapa tidak sekalian Rp 100ribu, pak?”
“Gak apa-apa, isi saja Rp 95rb”, balas Hasan.Selesai diisi bensin, Hasan memberikan uang Rp 100ribu. Sang petugas pun memberikan uang kembalian 5ribu.
Hasan berkata: “Gak usah, ambil saja kembaliannya.”Sang petugas SPBU seperti tidak percaya. Ia pun berucap: “Terima kasih, Pak. Seandainya semua orang seperti Bapak, tentu hidup kami tidak susah dengan gaji pas-pasan sebagai pegawai kecil.”Saya tertegun dengan perilaku Hasan dan juga petugas tersebut.Di dalam perjalanan, saya bertanya pada sahabat saya tersebut: “Sering melakukan hal seperti itu?” Hasan menjawab: “Temanku, lakukanlah hal-hal kecil yang bisa kita lakukan disekeliling kita, yang penting konsisten. Kita tidak akan jatuh miskin jika setiap mengisi bensin kita bersedekah 5ribu kepada mereka. Uang 5ribu itu pun tidak akan membuat dia kaya tapi yang jelas membantu dan membuat hatinya bahagia.
Hiduplah tiap hari seperti matematika, mengalikan sukacita, mengurangi kesedihan, menambahkan semangat, membagi kebahagiaan, dan menguadratkan kasih sayang antar sesama..
Sumber: Broadcast BBM al Akh Syarif Ibnu Haydar
Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

Minggu, 14 April 2013

Kisah Pilu Anak SD






Kisah ini sungguh mengharukan. Aku berharap ia dapat memberikan pelajaran dan hikmah bagi semuanya. Ini adalah kisah seorang putri yang duduk di sekolah dasar bersama kepala sekolahnya. Sebuah kisah nyata yang terjadi di zaman ini.

Anak ini selalu berangkat ke sekolah setiap hari dengan disiplin tanpa pernah mengenal lelah. Sebenarnya ia juga juga bukanlah seorang siswa yang terlalu menonjol. Tapi ia selalu berusaha keras mengerahkan kemampuannya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Gadis kecil ini benar-benar berjuang hingga batas puncak kemampuannya.

Tukang bersih-bersih sekolah memperhatikan gadis kecil ini selalu masuk ke sekolah dengan membawa tas yang tidak penuh dengan bawaan, namun selalu pulang dengan tas yang telah penuh dengan bawaan!! Hal itu menarik perhatian si Tukang bersih-bersih tersebut.

Maka selama beberapa pekan, ia terus mengawasi gadis kecil ini dan ia tetap menyaksikan pemandangan yang sama.

Hal itu menyebabkan si Tukang bersih-bersih itu melapor kepada lbu kepala sekolah tentang semua yang dilihatnya. Akibatnya lbu kepala sekolah pun meminta gadis kecil itu untuk menemuinya setelah jam sekolah usai.

Gadis kecil itupun datang dengan tas yang penuh seperti biasanya. lbu kepala sekolah segera memintanya untuk membuka tas itu. la ingin tahu mengapa tas itu bisa penuh. Gadis kecil itupun membuka tasnya.

Menurut Anda, apakah yang ada di dalam tas sekolah gadis kecil itu? Tas itu berisi serpihan-serpihan roti dan sandwich sisa-sisa makanan murid-murid lain yang tersisa! Yah, gadis kecil itu mengumpulkan sisa-sisa makanan itu untuk dibawanya pulang agar bisa dimakan oleh adik-adik kecilnya, oleh ibunya di rumah.

Apakah Anda sudah membayangkan keadaannya? Duhai, segala puji bagi Allah atas semua nikmat dan kesehatan.

Pesanku untuk anda semua, jangan pernah ragu-ragu untuk mengeluarkan sedekah dan zakat anda. Di sana ada banyak sekali orang-orang miskin yang membutuhkan. Aku harap kalian mau berkorban untuk melakukan kebaikan, sebelum semuanya terlambat.

Sumber: Chicken Soup For Muslimah, Qashash Mu’atstsirah Jiddan lil Fatayat, ALi bin Husain Sindi, Penerbit Sukses Publishing

Artikel: www.kisahislam.net

Kamar Itu Untuk Ibu…Aku Akan Menempatkan Ibu Disana Seperti Sekarang Kakekku Hidup..



Ibu itu duduk di suatu sore membantu anak-anaknya mengulangi pelajaran mereka…Ia memberikan sebuah buku gambar kepada anaknya yang berusia 4 tahun agar tidak mengganggunya memberikan penjelasan kepada kakak-kakaknya yang lain.

Tiba-tiba saja ia teringat bahwa ia belum menyiapkan makan malam untuk ayah suaminya yang telah lanjut usia yang kebetulan tinggal bersama mereka di rumah itu, namun kamarnya terpisah dari bangunan utama rumah itu. Ia memang selalu berusaha berkhidmat kepada ayah mertuanya itu sedapat mungkin, dan suaminya ridha dengan apa yang ia lakukan kepada sang ayah yang tidak lagi mampu meninggalkan kamarnya karena kesehatannya yang lemah.

Ia segera membawa makanan untuknya dan menanyakannya jika ia membutuhkan bantuan yang lain. Setelah itu, wanita itupun pergi dan kembali berkumpul bersama dengan anak-anaknya…Ia memperhatikan si bungsu asyik menggambar lingkaran dan persegi empat dengan memberinya kode…Ia pun bertanya kepadanya:

“Apa yang sedang engkau gambar ini, Sayang?”

Dengan polos, si bungsu itu menjawab:

“Aku sedang menggambar rumah yang nanti akan aku tinggali ketika aku dewasa dan menikah.”

Betapa bahagianya ibu muda itu mendengar jawaban si bungsu.

“Di mana engkau akan tidur nantinya?”

Si bungsu itupun mulai menjelaskan setiap kotak yang digambarnya. Ini kamar tidur. Ini adalah dapur dan ini adalah ruang untuk para tamu. Tinggallah sebuah kotak yang tersendiri di luar lingkaran yang dibuatnya. Kotak itu terpisah dari semua kotak yang digambarnya.

Sang ibu muda itu benar-benar heran. Maka ia bertanya padanya:

“Mengapa kamar ini berada di luar rumah sendirian, terpisah dari kamar-kamar lainnya?”

“Kamar itu untuk ibu…Aku akan menempatkan ibu di sana seperti sekarang kakekku hidup,” jawab si bungsu.

Bagai petir hebat menyambarnya, ibu muda itu benar-benar terkejut dengan apa yang diucapkan oleh putra bungsunya.

Ia mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri: apakah aku akan tinggal sendiri di kamar luar rumah itu tanpa bisa menikmati obrolan bersama anakku dan cucu-cucuku ketika aku sudah tidak mampu lagi bergerak? Siapa yang akan kuajak berbicara ketika itu? Apakah aku akan menghabiskan umurku dalam kesendirian di antara 4 tembok tanpa dapat mendengarkan suara anggota keluargaku yang lain?

Ia segera memanggil pembantunya…dan dengan cepat ia segera memindahkan semua perabotan yang ada di kamar untuk menerima tamu-kamar yang biasanya paling indah-ke kamar mertuanya di halaman dan mengganti isinya dengan semua perabotan yang ada di kamar mertuanya. Dan ketika suaminya kembali, ia benar-benar terkejut dengan surprise itu.

“Mengapa tiba-tiba terjadi perubahan seperti ini?” tanyanya.

Ia menjawab dengan air mata yang terus menerus mengalir di matanya:

“Aku memilih kamar terindah untuk kita kelak, aku dan engkau tinggali jika Allah memberikan umur panjang kepada kita dan kita tidak lagi mampu bergerak…Biarlah para tamu saja yang tidur di kamar pekarangan rumah itu…”

Suaminya pun memahami apa yang ia maksudkan. Ia memujinya atas semua yang dilakukannya untuk ayahnya yang terus memandang mereka sembari tersenyum penuh keridhaan.

Sedang si bungsu kemudian adalah…menghapus gambarnya dan tersenyum.

Sumber : “Chicken Shoup For Muslim, Penerbit Sukses Publishing Hal. 20-23 via Facebook Penerbit Shafa Publika

www.kisahislam.net

Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

AYAH…IBU…MAAFKAN DITA…DITA JANJI TIDAK MAU NAKAL LAGI…




Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
(Sumber: www.kaskus.us)



Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa sallam adalah sosok pemimpin manusia yang sangat bersikap lemah lembut terhadap anak-anak kecil. Seperti kita ketahui beliau pernah menggendong Hasan di atas pundaknya, Beliau pun mengajak tertawa, membuka mulut dan menciumnya, serta memperlihatkan dia sedang bermain, lari ke sana ke mari. Setelah itu Nabi Shallallahu’Alaihi wa sallam pun menangkapnya. Subhannallah…

Wahai saudaraku pendidik, tidakkah kita bercermin dari Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa sallam?

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan:
“Bahwasanya Rasulullah mencium Al-Hasan bin Ali kala itu Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk di sisinya, Al-Aqra’ berkata: “Saya punya sepuluh orang anak namun tidak satu anakpun pernah saya cium!” Rasulullah menoleh kepadanya lalu berkata:

مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ

“Barangsiapa yang tidak menyayangi niscaya tidak akan disayang!” [Hadits shahih riwayat Al-Bukhari (X/426), Muslim (2318), Abu Dawud (XIV/129), At-Tirmidzi (1911), Ahmad (II/228, 241, 269, 514), Ibnu Hibban (2236), Al-Baghawi dalam Syarah Sunnah (XIII/34), dari jalur Abu Salamah dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. At-Tirmidzi berkata: Hasan Shahih!]

‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha meriwayatkan:
“Datang seorang arab badui menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata: “Apakah kalian mencium anak-anak? Adapun kami tidak mencium anak-anak! Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadanya:
“Sanggupkah kamu bila Allah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu!?” [Hadits shahih riwayat Al-Bukhari (X/426), Muslim ((2317), Ibnu Majah (II/390), Ahmad (VI/56-70), Al-Baghawi (XIII/34-35), dari jalur Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.]

Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam juga bersenda gurau dengan menjulurkan lidah beliau kepada anak-anak. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa ”Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pernah menjulurkan lidahnya di depan Hasan bin Ali, lalu ketika Hasan melihat merah lidah beliau, ia segera mendekat kepada beliau” [Al Silsilah As Shahihah, hal.70]

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam selalu memberi motivasi kepada para orang tua dalam hal menyayangi anak-anak, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Anas, ”Bahwa suatu ketika ada seorang perempuan datang ke rumah ’Aisyah Radhiyallahu’Anha lalu ’Aisyah memberikan tiga butir kurma kepadanya. Lalu perempuan itu memberikan masing-masing anak sebutir kurma sehingga ia menyisakan sebutir kurma untuk dirinya. Lalu kedua anak itu masing-masing memakan kurmanya sambil memandang kepada ibunya. Kemudian ibunya mengambil kurma itu dan membelah mejadi dua lalu ia berikan kepada masing-masing anak separuhnya. Kemudian datanglah Nabi Shallallahu’Alaihi wa sallam, lalu beliau diceritakan ‘Aisyah Radhiyallahu’Anha. Setelah itu beliau bersabda:
”Sungguh apa yang dilakukan perempuan itu membuat kamu terpesona. Semoga Allah mengasihi dia karena kasih sayang dia kepada kedua anaknya yang masih kecil” [HR. Bukhari, di dalam kitab Adabul Mufrad, kitabul Walidat Rahimat I : 89]

Subhannallah…
Lalu kenapa ada orangtua yang tega menyiksa anak-anak mereka, padahal Allah akan mengasihinya bila ia menyayangi anaknya?.

(http://jilbab.or.id/)

Sumber: Facebook Abu Fahd Negara Tauhid

Bapak TUa Penjual Amplop


Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang bapak tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun bapak itu tetap menjual amplop. Mungkin bapak itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.

Kehadiran bapak tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran bapak tua itu.

Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat bapak tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu bapak itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri bapak tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkusa plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi bapak tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.

Bapak itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.

Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Bapak itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Bapak cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si bapak tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, bapak tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.

Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat bapak tua itu untuk membeli makan siang. Si bapak tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “bapak-bapak tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.

Si bapak tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

Dalam pandangan saya bapak tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si bapak tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.

Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si bapak tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si bapak tua.

Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si bapak tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.

(Sumber: http://rinaldimunir.wordpress.com/2011/11/19/bapak-tua-penjual-amplop-itu/ via http://gizanherbal.wordpress.com/)

Jumat, 12 April 2013

Amalan Pembuka pintu rizki

Anda punya masalah dengan kelancaran rezeki? Ketahui di sini kunci-kunci pembuka pintu rezeki. Banyak orang bingung dengan masalah rezeki yang dihadapinya, padahal Islam telah memberikan berbagai amalan mulia yang mudah dilakukan dan sudah dijanjikan Allah SWT mampu membuka pintu rezeki.
Barang siapa yang ingin rezekinya lancar, maka solusinya hanya satu, yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dunia dan seisinya adalah milik Allah, jika kita ingin mendapatkan sebagian kecil nikmat dari dunia ini untuk kecukupan hidup, maka dekatkan diri kepada Allah SWT, jangan jauh-jauh dari Sang Maha Pemilik alam semesta ini.
Kunci dan cara ini banyak dilupakan orang. Kebanyakan orang hanya sibuk dengan usaha-usaha mereka sebagai manusia, namun terlupa dengan cara-cara yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT.
Berikut ini diberikan beberapa amalan mulia yang akan bisa membuka pintu-pintu rezeki seorang ummat Islam:
1. Shalat dhuha
Shalat dhuha memiliki keutamaan sebagai pembuka pintu rezeki. Bila Anda ingin didatangkan rezeki yang luas, maka perbaikilah ibadah shalat dhuha Anda.
Dhuha merupakan bukti kesyukuran dan ingatnya seorang hamba kepada Sang Pencipta disaat seseorang tersebut sedang sibuk bekerja.
Maka barang siapa yang mampu bersyukur, Allah akan menambah lagi kenikmatan dunia ini padanya. Rumus kehidupan ini sebenarnya cukup mudah, jika ingin mendapatkan hal yang besar dari kehidupan ini, maka dekatkan diri pada yang memberi hidup.
2. Qiyamullail
Qiyamullail merupakan upaya untuk menghidupkan malam dengan berbagai bentuk ibadah di malam hari seperti shalat, tilawah, zikir dan sebagainya. Qiyamullail menjadi energi utama dalam kehidupan seseorang.
Bila Anda ingin memiliki kekuatan ruhiyah, atau hati maka perbanyak lah ibadah qiyamullail Anda. Jangan pernah meninggalkan ibadah shalat malam, zikir dan sebagainya.
Keutamaan ibadah yang satu ini sangat banyak sekali, dan salah satunya adalah melancarkan rezeki di siang harinya, mempermudah segala macam urusan dan masalah hidup, membuat makhluk bumi mencintai kita dan semakin ditinggikan derajat kita sebagai insan yang beriman.
3. Tilawah Al Quran
Tilawah Al Quran juga termasuk ke dalam ibadah yang harus Anda lakukan setiap hari untuk mendorong terbukanya pintu-pintu rezeki dalam hidup. Tilawah sangat baik untuk meningkatkan kekuatan ruhiyah Anda.
Perbanyaklah tilawah untuk mencari keridhaan Allah SWT, dan dengan keridhaan Allah SWT tersebut, maka akan dibukakan pintu-pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
4. Sedekah
Sedekah termasuk pada bagian ibadah sosial, yakni kaitannya dengan lingkungan. Sedekah merupakan bentuk investasi bisnis kita kepada Allah yang sudah dijamin oleh Allah akan mendapatkan keuntungan, terlebih apabila kita bisa ikhlas. Sedekah yang tidak ikhlas pun tetap bermanfaat, terlebih lagi yang dibarengi dengan rasa ikhlas.
Orang yang kaya dalam kehidupannya, kebanyakan merupakan orang yang mampu memberikan sedekah dalam jumlah yang besar. Sedekah akan memancing rezeki lain yang jumlahnya jauh lebih besar. Jangan ragu untuk melakukan sedekah, karena tidak ada sejarahnya orang yang bersedekah akan menjadi miskin, justru sebaliknya, ia akan menjadi sosok yang kaya raya, baik di dunia maupun di akhirat.
Cukup jelas bukan bahwa untuk menjadi kaya, Anda tak perlu bingung. Cukup dengan melakukan beberapa amalan mulia di atas, maka rezeki Anda akan dibukakan oleh Allah dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah mencintai hamba-hamba Nya yang senantiasa istiqomah menjalankan amalan-amalan mulia di atas.

(sumber :  http://renunganislami.net)